Pages

MakaroniPanggang

MakaroniPanggang

2.22.2011

NBA All-Star Weekend 2011 Pierce Kontra Allen di Kontes 3 Angka


Keinginan forward Boston Celtics, Paul Pierce mendapatkan lawan sepadan di kontes 3pts NBA All-Star menjadi kenyataan. Pada kontes tembakan 3 angka, Pierce mendapatkan lawan sepadan yakni Ray Allen.

Allen adalah rekan setim Pierce di Boston Celtics. Pierce adalah juara tahun lalu di Dallas.

“Kami akan bersaing ketat. Ia akan menjadi lawan yang menggairahkan,” kata Pierce, menantang Allen.

“Sebentar lagi Allen akan memecahkan rekor tembakan 3pts terbanyak yang sekarang dipegang Reggie Miller. Saya berharap ia memecahkan rekor itu,” ungkap Pierce.

Secara statistik, persentase tembakan 3pts Allen mencapai 46%, sementara Pierce hanya 40%. Namun, itu bukan jaminan Allen akan bisa mengalahkan Pierce.

Selain Allen, kompetitor Pierce di kontes 3 angka pilihan fans adalah Kevin Durant (Oklahoma City Thunder), Daniel Gibson (Cleveland Cavaliers), James Jones (Miami Heat), dan Dorell Wright (Golden State Warriors). Event akan digelar 19 Februari di Staples Center, Los Angeles.

Allen ada juara kontes 3pts di All-Star 2002.

Cincin Juara Lakers


Los Angeles, CA

Sepanjang kiprah Los Angeles Lakers di NBA, mereka telah 15 kali menjadi juara NBA dari 30 kali penampilan di NBA Finals. Suatu rekor penampilan terbanyak suatu tim di NBA Finals.

Dan telah menjadi tradisi bagi sang juara untuk membuat cincin juara NBA.

Berikut adalah fakta dari cincin juara milik Lakers:

Emas – Kebanyakan cincin dibuat berdasar atas emas 14 karat, tapi Lakers membuat cincin 15 karat. Menandakan 15 kali Lakers menjadi juara NBA. Tidak seperti cincin biasa, cincin milik Lakers terdiri dari 7 bagian terpisah. Cincin ini di desain oleh perancang perhiasan terkenal, Jason of Beverly Hills.

Berlian – 15 mata berlian besar 2.85 karat menempel di bagian atas cincin.

Desain — Bagian atas cincin dirancang mengikuti bentuk dari stadion kebanggaan Lakers, Staples Center. Rancangan ini sangat terlihat bila cincin di lihat dari samping.


Personalisasi – Dulu nama pemain tertera di cincin juara, tapi cincin Lakers mendobrak tradisi tersebut. Pada sisi cincin terdapat gambar sang pemilik cincin yang di grafir dengan teknologi laser.

Packaging – Tiap cincin dikemas dalam sebuah kotak seukuran dengan kotak jam tangan. Ketika dibuka, dua lampu LED akan menyala menyinari cincin. Dan untuk menambah kemewahan yang telah dimiliki cincin tersebut, cincin “duduk” diatas singgasana yang berputar secara mekanis.
WOW!

2.15.2011

http://www.hermawayne.blogspot.com

Bau Ruang Angkasa seperti "Steak" Bakar

ngkasa luar ternyata memiliki bau yang kebanyakan bersumber dari bintang yang hampir mati. Campuran asap solar, logam panas, dan aroma bakaran barbeque, kira-kira seperti itulah bau ruang angkasa.
Campuran bebauan dari bintang mati itu disebut polycyclic aromatic hydrocarbons.
enurut penemu dan Direktur Laboratorium Astrofisika dan Astrokimia Pusat Penelitian Ames NASA, Louis Allamandola, molekul-molekul tersebut sepertinya berada di seluruh ruang angkasa.

"Molekul tersebut juga melayang di sana selamanya, di dalam komet, meteor, dan debu angkasa," tuturnya. Hidrokarbon itu bahkan disebut-sebut sebagai bentuk awal kehidupan di Bumi. Karena itu, hidrokarbon dapat ditemukan pada batu bara, minyak, dan makanan.

Astronot sering kali melaporkan mencium bau steak bakar setelah berjalan di ruang angkasa. Walaupun manusia tidak bisa menghirup bebauan di ruang angkasa, saat astronot berada di luar stasiun ruang angkasa, senyawa dan komponen antariksa menempel pada baju mereka dan ikut masuk ke stasiun.

Bau ruang angkasa tercium dengan jelas saat tiga tahun lalu NASA memerintahkan Steven Pearce, pembuat wewangian Omega, untuk kembali dan menciptakan bau yang cocok untuk simulasi.

Allamandola menjelaskan, sistem tata surya kita baunya tajam dan pedas karena kaya akan karbon dan rendah oksigen.

Analoginya sama dengan mobil. Jika kekurangan oksigen di dalam mobil, maka akan terlihat jelaga hitam dan bau busuk. Bintang yang kaya oksigen tercium seperti arang terpanggang.

Saat nanti kita dapat meninggalkan galaksi, baunya akan semakin menarik. Di dalam ruang angkasa yang gelap dan molekul penuh debu,  bau gula manis hingga bau telur busuk dan belerang akan tercium.

FIA: Sirkuit India Segera Rampung

NEW DELHI – Delegasi FIA Charlie Whitting menyambangi persiapan Grand Prix India yang akan menggelar Formula One (F1). Whitting optimis pembangunan sirkuit tepat waktu.

Seperti biasanya bagi para penyelenggara baru ajang F1, FIA melakukan inspeksi persiapan sirkuit negara bersangkutan. Menurut Whitting, pembangunan akan selesai sebelum India menggelar balapan F1 pertama kali.

Pihak promotor juga merasa optimis. “Trek akan siap pada tepat waktu,” demikian keterangan Vicky Chandhok, Presiden Olahraga Motorsport India (FMSCI), sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (15/2/0211).

Untuk pertama kali, India akan menggelar balapan F1, 30 Oktober mendatatang. Menurut Rencana, FMSCI akan membanungun sebuah sirkuit di dekat New Delhi, India, dengan panjang 287.84 km. FIA mengaku senang dengan sirkuit ini.

“Whitting sangat senang. Sejauh ini, dia menyukai sirkuit kami dan terkesan dengan perkembangan pembangunan. Whitting juga menyarankan beberapa perubahan, supaya overtaking bisa dilakukan,” tandas ayah dari Karun Chandhok itu.

12.02.2010

Quotes of the day

Hidup terkadang tidak sejalan dengan apa yang kita harapkan sebelumnya, saat kau berharap lebih terkadang kau tidak mendapatkan apa - apa sekalipun kau sudah berusaha menciptakan kehidupan yang kau anggap sempurna.

12.01.2010

Cerpen : Buah Kejujuran


Cesy masih terjaga. Ditemani jam weker dan segelas susu hangat yang baru diantar ibunya. Mulutnya komat-kamit menghafal rumus matematika. Kadang matanya terpejam, berharap rumus yang dihafal dapat melekat di otak. Namun rasa kantuk yang kuat, sering mnghapus hafalannya. Harus bisa! Tekadnya dalam hati. Cesy tak rela gelar juara pertamanya direbut oleh Dede untuk yang kedua kali. Apalagi ayahnya sudah berjanji akan membelikan sepeda baru kalau ia berhasil merebut kembali juara pertama.
“Luas kerucut adalah…, adalah… aahhh…! Lupa lagi!” Keluhnya kesal. Matanya kembali melihat buku catatannya. Memandangnya dengan alis bertaut, bibir terkatup. Menutupnya lagi, menghafal lagi dan… lupa lagi! Matanya hampir tertutup karena kantuk. Tapi Cesy belum menyerah. Ia paksa matanya tetap terjaga. Seteguk susu diharapkan mampu menahan kantuk yang sering menyerang tiba-tiba. Ia buka lembar yang lain. Matanya kembali memejam.
“Luas kubus adalah 6 X sisi X sisi. Luas tabung …, luas tabung …, tuh, kan. Lupa lagi!” Dengusnya sedikit keras. Tangan kanannya dengan malas membuka-buka lagi bukunya. Betapa terkejutnya saat Cesy sadar bahwa banyak sekali rumus yang belum dihafalnya. Sementara detik demi detik terus berlalu dan hampir menunjuk jam sebelas malam.
“Tak ada cara lain.” Desisnya hampir tak terdengar.
Tangannya segera menyobek kertas. Kemudian dengan cepat ia menyalin rumus-rumus yang belum dihafalnya. Dengan tulisan yang acak-acakan, akhirnya Cesy pun selesai. Segera ia menuju kasur empuknya. Kertas yang berisi rumus pun di bawanya. Hatinya gelisah. Bagaimana kalau besok Bu Guru tahu saat aku nyontek? Tanyanya dalam hati. Tapi kalau tidak nyontek, pasti aku tidak bisa. Tapi jika nyontek, berarti aku curang. Tapi jika tidak nyontek aku tidak jadi punya sepeda baru. Tapi…. tapi… Sebelum sempat melanjutkan kegelisahannya, Cesy tertidur.
“CESY.” Suara itu mengagetkan Cesy. Tangannya gemetar, tubuhnya berkeringat.
“Serahkan kertas itu!” Pinta Bu Guru tegas. Tangannya yang masih gemetar memberikan sesobek kertas yang berisi salinan rumus matematika.
“Karena menyontek, semua nilaimu akan dikurangi.” Kata Bu Guru sambil mengambil lembar jawabannya. Wajahnya menunduk. Lemas dan malu. Semua teman-temannya melihat ke arahnya.
“Huu… ternyata Cesy pintar karena nyontek! Pantes jadi juara.”
“Cesy, curang!”
“Cesy pembohong!”
“Juara nyontek!”
“Huu…!”. Suara teman-temannya mencibir, mengolok dan mencemooh. Cesy tidak tahan lagi. Ia pun berdiri.
“Aku tidak pernah menyontek! Tidak pernah!” Teriaknya keras-keras.
“Cesy, cesy. Ayo bangun. Sholat subuh dulu.” Suara Ibu terdengar. Pipinya ditepuk berkali-kali.
“Kamu kenapa? Mimpi buruk ya?” Cesy tergagap. Tubuhnya masih berkeringat. Mimpinya benar-benar seperti nyata.
“Ayo, Ayah sudah menunggu untuk sholat.”
“Iya, Bu.” Dengan perasaan yang masih takut Cesy pergi meninggalkan kamarnya. Setelah berwudhu, ia bergabung dengan ayah dan ibunya untuk sholat.
Setelah sholat, Cesy merenungi mimpinya. Ia pandangi kertasnya.
“Aku tidak boleh melakukannya.” Tekadnya dalam hati. Cesy pun melanjutkan belajarnya. Ia tetap berusaha menghafalkan rumus-rumus matematika. Ia tidak lagi berpikir untuk menyontek. Ia terus komat-kamit dengan mata terpejam. Sesekali matanya membuka untuk memastikan bahwa yang dihafalnya benar. Kemudian memejam lagi. Komat-kamit lagi. Sampai ibunya masuk dan mengingatkannya untuk segera mandi dan bersiap-siap sekolah.
“Ayo, Cesy. Nanti telat. Ayah sudah mandi, lho.”
Cesy bergegas mandi dan bersiap-siap. Dengan sedikit tergesa – gesa ia memakai seragamnya, memakai sepatunya, menyambar tasnya dan berlari menuju halaman di mana ayah telah siap menunggu. Tak lupa ia meremas-remas dan membuang contekannya ke tempat sampah di halaman. Setelah mencium tangan ibunya, ia masuk ke dalam mobil ayah.
“Bu, berangkat dulu. Assalamu’alaikum.” Teriaknya sambil berlalu.
Dua minggu berlalu. Hari ini adalah pembagian rapot. Ayahnya yang mengambil, sedang Cesy menunggu di rumah dengan persaan was-was. Ia murung. Sejak ayahnya berangkat sampai sekarang Cesy belum ingin makan. Ia yakin akan gagal merebut juara pertama lagi. Tapi Cesy pasrah. Toh memang Cesy memang sering sakit sehingga tidak masuk sekolah. Di lihatnya jam dinding dengan gelisah.Entah mengapa ia merasa jarum jam itu jadi lambat jalannya. Dengan malas, ia pun melanjutkan membaca buku ceritanya.
“Assalamu’alaikum,” Suara ayah terdengar dari depan bersama mobilnya.
“Wa’alikumsalam.” Cesy melonjak, menaruh buku ceritanya dan berlari ke halaman.
Ayah berjalan sambil membawa rapot di tangan kanan. Jantung Cesy semakin deg-degan. Ia remas-remas tangannya.
“Bagaimana, Ayah?” Tanya Cesy cemas.
Ayah diam. Cesy semakin yakin, kalau ayah marah. Ia pun menunduk, tak berani menatap wajah ayahnya.
“Sini, Cesy. Lihat rapotmu.” ajaak ayah yang telah duduk di teras. Cesy mendekat, dan duduk di sebelahnya. Matanya melihat halaman yang ditunjukkan ayah. Ia menelan ludah saat mengetahui bahwa ia hanya mendapat peringkat dua.
“Kamu kecewa?” Tanya ayah.
“Iya, Yah.”
“Kenapa?”
“Karena aku hanya mendapatkan peringkat kedua.”
“Tapi Ayah tidak kecewa. Ayah bangga.”
Cesy kaget. Ia tak mengerti kenapa Ayah bisa bangga padanya. Padahal ia gagal merebut juara pertama.
“Kamu ingin tahu kenapa Ayah bangga?” Cesy mengangguk.
“Karena anak Ayah jujur, itu yang membuat bangga.” Kening Cesy berkerut tak mengerti.
“Saat hari terakhir ujian, Cesy berniat menyontek, kan?” Cesy pun teringat dengan salinan rumus yang dibuatnya. Denga malu-malu Cesy mengangguk.
“Kertas contekan yang kamu buang ditemukan Ibu.”
“Ini, kan kertasnya?” Tiba-tiba Ibu datang dengan membawa kertas yang sudah lecek bekas diremas-remas. “Ibu menemukan di tempat sampah.” Lanjut Ibunya.
“Karena Cesy jujur, Ayah punya hadiah untuk Cesy.” Kata Ibu.
“Benar, Yah?” Tanya Cesy dengan mata berbinar gembira.
“Tentu saja. Ayo ikut Ayah.” Cesy mengikuti langkah Ayah menuju mobil.
Tangan Ayah membuka pintu tengah mobil.
“Wah, sepeda baru! Aku punya sepeda baru! Terimaksih, Ayah.”
“Ini hadiah kejujuran untuk Cesy.”
Cesy tidak jadi menyesal karena gagal menjadi juara pertama. Ia gembira karena kejujurannya membawa berkah. Ia berjanji tidak akan menyontek selamanya.